Cara Memulai Bisnis Sarang Burung Walet Yang Benar
Jika anda baru ingin memulai budidaya walet, maka materi ini wajib anda ketahui dan anda renungkan baik-baik. Jika anda sudah terjun dalam budidaya walet materi ini tetap harus anda ketahui dan renungkan baik baik. Karena Cara memulai bisnis sarang burung walet yang benar wajib deketahui oleh siapapun yang ingin serius dalam bidang ini.
Kita sepakat bahwa bisnis yang kita jalankan harus untung, tidak ada yang ingin bisnisnya rugi. Termasuk budidaya walet.
Keingingan untuk untung dalam bisnis adalah benar, namun akan menjadi salah saat keinginan tersebut terlalu menggebu-gebu dan terburu-buru sehingga keseimbangan bisnis tidak terjaga.
Apalagi kalau bisnis yang kita kerjakan berhubungan dengan organisme yang hidup di alam, baik nabati atau hewani, seperti burung walet contohnya.
Ambisi sukses yang menggebu dalam budidaya walet seringkali berdampak negatif bagi bisnis budidaya walet itu sendiri.
Burung walet adalah spesies liar yang hidup bebas, sehingga tidak akan berhasil upaya apapun yang dilakukan untuk merubah perilaku burung walet agar sesuai dengan yang kita inginkan. Bahkan sebaliknya kita yang harus menyesuaikan segala sesuatunya dengan perilaku burung walet.
Sejatinya budidaya walet adalah merekayasa habitat buatan agar sesuai atau paling tidak mendekati habitat asli burung walet, dari suhu, kelembaban, pencahayaan, ketersedian pangan, sampai faktor hama dan predator.
Tahap demi tahap dari proses rekayasa habitat buatan burung walet ini membutuhkan kesabaran yang besar hingga akhirnya burung walet merasa cocok dan memutuskan untuk berkembang biak disana.
Pada kenyataannya tidak sedikit petani walet yang gagal dikarenakan terburu-buru ingin untung besar, sehingga salah sejak awal penentuan lokasi pembangunan gedung, tanpa memperhatikan faktor-faktor pendukung budiadaya walet.
Banyak petani walet yang membangun gedung walet asal-asalan dalam memilih lokasi, hanya karena mendapat warisan sebidang tanah misalnya, atau hanya sekedar memanfaatkan lahan kosong miliknya, padahal lokasi tersebut sama sekali tidak cocok untuk digunakan budidaya walet.
Jika mau bersabar, sebenarnya bisa saja tanah yang dimiliki, atau baru saja diwarisi dijual terlebih dahulu lalu hasilnya digunakan untuk membeli tanah yang cocok untuk budidaya walet. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang buru-buru ingin untung besar diawal.
Contoh lainnya adalah petani walet yang terlalu sering mengubah-ubah habitat mikro ruang gedung walet, baik suara, tata ruang, dan sebagainya.
Hal ini biasanya dipicu oleh ketidakpuasan dan ketidaksabaran atas hasil budidaya yang menurutnya tidak progresif, baik dari jumlah koloni yang menetap maupun jumlah panen sarang walet.
Petani walet yang tidak sabar akan selalu mengubah isi dari gedung waletnya dalam jangka waktu yang relative dekat dan pengubahannya dilakukan secara ekstrim, padahal hal tersebut sangat mengganggu perkembang biakan burung walet di dalam gedung, dimana burung walet akan mudah stress karena dituntut untuk selalu beradaptasi dengan hal baru, jika gagal adaptasi, maka dapat dipastikan burung walet akan pergi dari gedung walet.
Dampak negatif selanjutnya adalah sistem panen rampasan yang akan membunuh secara perlahan tidak hanya burung walet tapi juga ekosistem budidaya walet di sekitar gedung walet. Ambisi penuh nafsu dari panen rampasan mengakibatkan matinya kawasan sentra walet yang tadinya ramai menjadi kota mati tak berpenghuni.
Jadi jika kita simpulkan, kesabaran petani walet dan sikap tidak tergesa-gesa dalam kegiatan budidaya sarang walet sangat dibutuhkan dari sejak awal pemilihan lokasi sebagai habitat makro, pengelolaan habitat mikro ruang, sampai pada proses budidaya atau proses panen sarang walet.
Jadi sekali lagi jangan buru-buru ingin untung besar dalam budidaya walet. Selengkapnya silahkan ikuti program pendampingan bisnis walet dalam Komunitas Pebisnis Sarang Walet terbesar di Indonesia disini, atau kunjungi www.waletindonesia.net